Jumat, 30 September 2016

Wow 1.680km Pipa Gas Bumi di Bangun PGN



PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN)  memperluas infrastruktur jaringan gas bumi ke rumah tangga di Blora, Jawa Tengah, dengan membangun 4 ribu jaringan gas. Direktur PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, PGN sedang membangun jaringan pipa gas ke 4 ribu rumah tangga di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sebelumnya PGN merampungkan proyek pipa gas di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Semarang, Jawa Tengah, "Proyek ini merupakan penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Dilo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Dilo mengungkapkan, sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gas di Indonesia, PGN terus berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan gas bumi yang hemat dan ramah lingkungan di berbagai daerah. PGN tengah membangun jaringan pipa gas sepanjang 24 km di Blora. "Saat ini 780 sambungan gas rumah tangga di Blora sudah siap untuk menggunakan gas bumi untuk keperluan memasak sehari-hari dari 4 ribu rumah yang ditargetkan menikmati gas bumi dari PGN," ungkap Dilo.
Sementara Area Head PGN Semarang, Edy Sukamto melanjutkan, secara bertahap PGN akan menyelesaikan 4 ribu sambungan rumah tangga di tujuh kelurahan, di Blora, Jawa Tengah. "Untuk saat ini Kelurahan Sumber menjadi wilayah pertama yang akan menikmati manfaat gas bumi yang notabene merupakan wilayah terdekat diproduksinya gas bumi tersebut," tutur Edy. Edy mengungkapkan, selain di Blora, infrastruktur pipa gas bumi PGN lainnya di Jawa Tengah adalah fasilitas cluster Compressed Natural Gas (CNG) Tambak Aji. Infrastruktur ini merupakan hasil inovasi PGN yang tidak harus mengandalkan mulut sumur gas bumi untuk dapat memasok gas bumi ke pelanggan.
"Fasilitas Cluster CNG Tambak Aji sepanjang 9 km sudah beroperasi sejak 2015 dengan dilengkapi dengan Pressure Reducing Station berkapasitas 1.000 meter kubik gas bumi per jam," ujar Edy. Bupati Kabupaten Blora, Djoko Nugroho menambahkan, pihaknya mengapresiasi langkah PGN yang memperluas jaringan gas bumi hingga bisa dinikmati warganya. Ia yakin, dengan adanya pasokan gas bumi yang hemat, ramah lingkungan, dan mudah serta aman ini, dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Blora. "Apalagi gas bumi tersebut berasal dari produksi di Blora, yang tanpa mengandalkan impor," tambah Djoko. Saat ini PGN Area Semarang sudah melayani 8 pelanggan industri di Kawasan Tambak Aji dan melayani 150 pelanggan Rumah Tangga dengan konsumsi gas sekitar 150 ribu meter kubik per bulan.
Secara nasional, PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga. Selain itu, 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.576 industri berskala besar dan pembangkit listrik. Adapun pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, sampai Papua.
PGN telah berhasil menyelesaikan beberapa proyek pipa gas bumi tepat waktu di tahun ini. Seperti di Pasuruan, Jawa Timur, PGN menyelesaikan pembangunan pipa gas bumi di wilayah Kejayan-Purwosari sepanjang 15 kilometer (Km), kemudian di wilayah Jetis-Ploso sepanjang 27 km. Lalu PGN juga telah selesai membangun di wilayah Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 Km. PGN juga berhasil menyelesaikan proyek pipa distribusi gas bumi di wilayah Nagoya, Pulau Batam sepanjang 18,3 km. Selain di Jawa Timur dan Batam, PGN juga terus membangun infrastruktur di wilayah eksisting maupun wilayah baru dalam rangka pembukaan pasar baru atau pioneering. Mulai 2016-2019 PGN menargetkan dapat menambah panjang pipa gas bumi mencapai 1.680 km.

“Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber :


Kamis, 29 September 2016

Sumber Energi Alternatif Sudah Cukup Tersedia Untuk Kelangsungan Hidup



Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable). Penghematan ini sebetulnya harus telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran.
Kelangkaan bahan bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi bersama-sama (Kompas, 23 Juni 2005). Kenaikan harga yang mencapai 58 dollar Amerika Serikat ini termasuk luar biasa sebab biasanya terjadi saat musim dingin di negara-negara yang mempunyai empat musim di Eropa dan Amerika Serikat.
Masalah ini memang pelik sebagaimana dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan para gubernur di Pontianak, Kalimantan Barat, tanggal 22 Juni 2005, dan mengajak masyarakat melakukan penghematan energi di seluruh Tanah Air. Kebutuhan bahan bakar bagi penduduk berpendapatan rendah maupun miskin, terutama di pedesaan, sebagian besar dipenuhi oleh minyak tanah yang memang dirasakan terjangkau karena disubsidi oleh pemerintah.
Namun karena digunakan untuk industri atau usaha lainnya, kadang-kadang terjadi kelangkaan persediaan minyak tanah di pasar. Selain itu mereka yang tinggal di dekat kawasan hutan berusaha mencari kayu bakar, baik dari ranting-ranting kering dan tidak jarang pula menebangi pohon-pohon di hutan yang terlarang untuk ditebangi, sehingga lambat laun mengancam kelestarian alam di sekitar kawasan hutan.
Sumber energi alternatif cukup tersedia, misalnya, energi matahari di musim kemarau atau musim kering, energi angin dan air. Tenaga air memang paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), namun bagi sumber energi lain belum kelihatan secara signifikan. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Namun, sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.

“Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber:



Konversi BBM ke Gas Bumi Oleh PGN



PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus mendukung konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi. Selain pertimbangan biaya, konversi ke gas bumi juga dimaksudkan untuk meningkatkan menjaga lingkungan. Untuk itu, PGN terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak agar pemanfaatan gas bumi bisa dilakukan lebih maksimal. Seperti yang dilakukan jelang akhir tahun 2013, perseroan telah membangun SPBG di wilayah Bekasi Jawa Barat.
Selain itu, PGN juga menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Perum Damri dalam hal penyediaan dan pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar bus dan truk milik BUMN transportasi itu. Tak ketinggalan, PGN menjalin kerjasama dengan PT Zebra Energy untuk menyediakan gas bumi yang akan dikompres menjadi CNG.
Tak berhenti di tataran korporasi, PGN bekerjasama pemerintah daerah, dalam hal ini Pemkab Sukabumi untuk mengembangkan infrastruktur dan memenuhi kebutuhan gas untuk transportasi dan industri di wilayah tersebut.
"Tentunya, kami tidak bisa jalan sendiri, dibutuhkan dukungan pemerintah dan kerjasama seluruh stakeholder untuk mendorong masyarakat melakukan penghematan bahan bakar dengan menggunakan gas, yang lebih ekonomis, aman, ramah lingkungan,” ujar Direktur Utama PGN, Hendi Priyo Santoso. Berbekal pengalaman, PGN siap menjadi lokomotif dan mendapat penugasan dari pemerintah dalam pengembangan infrastruktur gas bumi di Indonesia untuk mewujudkan konversi energi ke gas bumi.

“Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi



Batam Bergembira, PGN Siap Sumbang 42 hewan Kurban



Sebanyak 42 ekor hewan kurban, disumbangkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk area Batam. Semuanya, terdiri dari 38 ekor kambing dan 4 ekor sapi. Amin Hidayat, Area Head PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk area Batam mengatakan, tahun ini PGN menyerahkan hewan kurban di daerah Panaran, Tanjunguncang, dan Batam Centre. Menurutnya, pembagian hewan kurban ini, merupakan salah satu wujud aksi sosial dalam kegiatan Comunity Social Responsibility (CSR) setiap tahunnya.
"Diharapkan agar hubungan silaturhami antara PGN dan masyarakat semakin meningkat ke depannya," katanya pada Senin (12/9/2016). "Berkurban adalah  ibadah dan sekaligus mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS. Dari sudut pandang sosial hal ini mencerminkan rasa kepekaan kita untuk berbagi kepada sesama," tambahnya.
Sementara itu, Amin juga menjelaskan progres pemerataan gas bumi di Batam. Untuk wilayah Batam, PGN telah menyalurkan gas bumi ke berbagai segmen pelanggan, mulai dari pembangkit listrik, industri, komersial, sosial dan rumah tangga. "Dengan hadirnya PGN yang menyalurkan gas alam, pelanggan yang menggunakan gas bumi PGN merasakan penghematan yang cukup signifikan , mudah dalam penggunaanya dan aman," ungkapnya. Secara nasional, gas bumi PGN saat ini mengalir ke- lebih dari 116.600 pelanggan rumah tangga. Adapun untuk usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, sebanyak 1.900 pengguna. Serta ada juga 1.580 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
Selain itu, PGN juga menyalurkan gas bumi untuk transportasi. PGN, secara keseluruhan telah mengoperasikan tujuh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), mensuplai gas untuk delapan SPBG mitra, dan mengoperasikan lima Mobile Refueling Unit (MRU). "Infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun dan dioperasikan PGN hingga saat ini, mencapai lebih dari 7.200 km. Jumlah tersebut setara dengan 76 persen total pipa gas hilir yang ada di seluruh Indonesia," tutup Amin Hidayat.

“Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Jaringan Pipa Gas Bumi PGN Capai 7.000 Km



PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) semakin agresif menambah infrastruktur pipa gas bumi nasional. Saat ini, total panjang pipa yang dimiliki dan dioperasikan PGN telah mencapai lebih dari 7.000 kilometer (km). Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup menyebutkan, pada akhir 2014 total panjang pipa PGN baru mencapai 6.161 km.? “Sampai saat ini total panjang pipa yang kami bangun dan operasikan mencapai 7.026 km,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews di Jakarta, Rabu (6/4/2016). Heri mengungkapkan, dengan panjang pipa transmisi dan distribusi gas bumi tersebut, PGN mengoperasikan lebih dari 76% pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia.
PGN mengargetkan mulai tahun ini hingga 2019 akan menambah infrastruktur pipa gas bumi sepanjang lebih 1.680 km. Proyek pipa tersebut di berbagai daerah, di antaranya proyek pipa transmisi open access Duri-Dumai-Medan, pipa transmisi open access Muara Bekasi-Semarang, pipa distribusi Batam (Nagoya) WNTS-Pemping, dan pipa distribusi gas bumi di wilayah eksisting dan daerah baru lainnya. “Tambahan pipa gas bumi lebih dari 1.680 km tersebut dibangun dengan investasi PGN sendiri tanpa mengandalkan APBN,” imbuh dia.
Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto menambahkan, dengan pipa gas bumi yang telah dibangun tersebut, PGN dapat menyalurkan gas bumi mencapai 1.591 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan tersebut, menciptakan penghematan bagi nasional sebesar Rp. 88,03 triliun per tahun. “PGN akan terus membangun infrastruktur gas bumi, sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi nasional,” kata Irwan.
Menurutnya, dari pipa gas sepanjang lebih dari 7.000 km ini, PGN memasok gas bumi yang hemat dan ramah lingkungan ke lebih dari 107.690 rumah tangga, 1.857 usaha kecil, mal, restoran hingga rumah makan, serta 1.529 industri skala besar dan pembangkit listrik. Pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua. “Kami berharap dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam setiap pembangunan infrasturktur pipa PGN, seperti alokasi gas bumi, kemudahan perizinan di pusat dan di daerah serta tentunya dukungan dari masyarakat sehingga pengembangan infrastruktur gas bumi bisa berjalan dengan baik,” tutup dia.

“Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi