Hemat
pangkal kaya. Inilah pepatah yang pantas untuk PGN, gas
bumi PGN memang sangat menguntungkan. Tidak perlu pikir panjang lagi, Pondok
Pesantren Terpadu Darul Muttaqin Surabaya bisa melakukan penghematan dalam
penggunaan bahan bakar untuk memasak setelah menggunakan gas bumi yang dipasok
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Penghematan yang mampu
didapat oleh pondok pesantren tersebut mencapai Rp 300 ribu per bulan. Luas
biasa bukan ?
Sebelum
menggunakan gas bumi, pondok Pesantren tersebut menggunakan gas tabung. Setiap
bulan, gas tabung yang digunakan mencapai 10 tabung hingga 12 tabung, kata Kepala
Bidang Saran dan Prasarana Pesantren Terpadu Darul Muttaqin Luthfi Zamroni.
Bukan
hanya hemat, menggunakan gas bumi juga lebih memberi rasa nyaman, karena tidak
ada kekhawatiran proses memasak terganggu jika bahan bakar habis, karena PGN
memberi kepastian pasokan gas untuk pondok pesantren tersebut, selama 24 jam
dalam sehari dan 7 hari dalam satu pekan.
Selain Pondok Pesantren Terpadu Darul Muttaqin Surabaya, Pondok Pesantren Nurul Huda, Bendungan Tengah, Keraton, Pasuruan, Jawa Timur juga menggunakan gas bumi PGN untuk memasak. Selama ini, pondok pesantren ini menggunakan LPG untuk kebutuhan memasak 250 santri putri, bahkan menggunakan minyak tanah bila isi ulang LPG sulit didapat. Sedangkan untuk kebutuhan memasak 200 santri putra pesantren ini menggunakan kayu bakar.
"Kami sangat bahagia bisa menggunakan kompor pellet dari PGN, karena dengan kayu bakar dan minyak tanah biayanya cukup mahal dan asap yang proses pembakaran cukup berbahaya bagi kesehatan para santri. Sedangkan tabung LPG kadang sulit di dapat," kata Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Gus Nadhimuddin.
Selain Pondok Pesantren Terpadu Darul Muttaqin Surabaya, Pondok Pesantren Nurul Huda, Bendungan Tengah, Keraton, Pasuruan, Jawa Timur juga menggunakan gas bumi PGN untuk memasak. Selama ini, pondok pesantren ini menggunakan LPG untuk kebutuhan memasak 250 santri putri, bahkan menggunakan minyak tanah bila isi ulang LPG sulit didapat. Sedangkan untuk kebutuhan memasak 200 santri putra pesantren ini menggunakan kayu bakar.
"Kami sangat bahagia bisa menggunakan kompor pellet dari PGN, karena dengan kayu bakar dan minyak tanah biayanya cukup mahal dan asap yang proses pembakaran cukup berbahaya bagi kesehatan para santri. Sedangkan tabung LPG kadang sulit di dapat," kata Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Gus Nadhimuddin.
Kompor
biomassa PGN ini menggunakan bahan bakar berupa pellet. Apa itu pellet? pellet adalah limbah yang berasal
dari pertanian seperti bonggol jagung, jerami padi, serbuk gergaji, kayu dan
lainnya yang melalui proses pemadatan. Dengan 7 ons pellet bisa digunakan untuk
memasak sekitar 1-2 jam. Pellet adalah bahan bakar yang merupakan salah satu
contoh energi baru terbarukan.
Adapun
kelebihan kompor pellet biomassa ini, yaitu tidak menghasilkan asap, sehingga aman
bagi kesehatan, di Indonesia saat ini sudah ada 14 pabrikan yang memproduksi
pellet biomassa, namun karena belum ada pasar di dalam negeri, hampir seluruh
produksinya di ekspor ke Korea dan Jepang. Di kedua negara tersebut pellet ini
juga digunakan rumah tangga untuk memasak, selain ada sebagian digunakan untuk pembangkit
listrik.
“Tulisan ini
disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar