Kamis, 25 Februari 2016

Lombok Island 04-06 Februari 2016 (1)


    

      Alhamdulillah ... awal tahun 2016 ini mendapat kesempatan liburan ke Pulau Lombok. Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km², menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram.

      Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab. Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok Barat  dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

      Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.

      Pulau Lombok juga memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan, diantaranya : Lombok Barat terdapat Pulau Senggigi, Batu Bolong, Batu Layar, Pulau Gili Lombok, Pantai Sekotong, Tanama Nardama, dan Gili Nanggu. Lombok Utara terdapat Air Terjun Sendang Gila. Lombok Selatan terdapat Pantai Kuta Lombok, dan Gunung Rinjani.

                                                                     Pantai Senggigi


                                               
      Selain keindahan alam, Pulau Lombok juga memiliki penginapan yang tak kalah dengan kota-kota besar. Salah satunya yaitu Villa Ombak yang terletak di Gili Trawangan. Terinspirasi arsitektur khas Lombok, Vila Ombak menawarkan kamar-kamar indah bergaya Indonesia dengan interior modern yang mewah di tengah taman tropis di pulau surga Gili Trawangan. Properti yang menghadap ke Gunung Rinjani ini memiliki kolam renang outdoor besar dan restoran tepi pantai.


                                               Gunung Rinjani dari Tepi Pantai Pulau Gili Air


                                              Fasilitas kolam renang outdoor di Villa Ombak


                 Sunrise ... Gunung Rinjani mulai nampak dari tepi Pantai Gili Trawangan Villa Ombak


                                      Snorkling di Pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air



      Tempat wisata yang dapat kita kunjungi selanjutnya yaitu Desa Sade. Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok. Ya, Dinas Pariwisata setempat memang menjadikan Sade sebagai desa wisata. Ini karena keunikan Desa Sade dan suku Sasak yang jadi penghuninya.

      Sebagai desa wisata, Sade punya keunikan tersendiri. Meski terletak persis di samping jalan raya aspal nan mulus, penduduk Desa Sade di Rembitan, Lombok Tengah masih berpegang teguh menjaga keaslian desa. Bisa dibilang, Sade adalah cerminan suku asli Sasak Lombok. Yah, walaupun listrik dan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk ke sana, Desa Sade masih menyuguhkan suasana perkampungan asli pribumi Lombok.

      Hal itu bisa dilihat dari bangunan rumah yang terkesan sangat tradisional. Atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah. Orang Sasak Sade menamakan bangunan itu 'bale'. Uniknya, warga desa punya kebiasaan khas yaitu mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau. Jaman dahulu ketika belum ada plester semen, orang Sasak Sade mengoleskan kotoran kerbau di alas rumah. Konon, dengan cara begitu lantai rumah dipercaya lebih hangat dan dijauhi nyamuk. Bayangkan saja, kotoran itu tidak dicampur apa pun kecuali sedikit air. Tapi saat saya masuk ke rumah, tak ada bekas bau yang tercium.




      Kita juga bisa belajar menenun di Desa Sukarera. Lombok tidak hanya menyimpan sejuta pesona alamnya, tetapi juga kerajinan tenunnya. Jika berlibur ke Lombok, sempatkanlah datang ke Desa Wisara tenun khas Lombok, Desa Sukarare. Di sana, kita bisa melihat kain tenun Lombok dan cara pembuatannya. Desa Sukarare merupakan salah desa sadar wisata tenunan yang ada di Lombok, selain Desa Sade. Sukarare terletak di Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Jonggat, Lombok. Lama waktu tempuh untuk mencapai desa ini kurang lebih 20 menit dari Bandara Internasional Lombok.


      Sukarera adalah sebuah desa yang terkenal dengan kerajinan tenun tradisional atau songket. Desa Sukarara adalah sebuah desa kecil tetapi memiliki pemandangan yang begitu sangat indah yang terletak di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Jika kita berada di Kota Mataram dan hendak menuju ke desa tersebut, jarak yang mungkin harus kita tempuh sekitar 25 kilometer atau sekitar 30 menit waktu yang harus kita tempuh. Sebagian besar perempuan yang tinggal di desa ini bekerja sebagai penenun, bahkan sejak dari anak – anak, para orang tua sudah mengajarkan atau mewariskan kerajinan tenunnya kepada anak perempuannya sehingga kerajinan tenun masih tetap ada hingga sekarang.

      Desa Sukarare terbagi menjadi beberapa dusun, yaitu Dusun Belong Lauk dan Dusun Belong Daye. Uniknya, di setiap desa tersebut, para kaum perempuannya di wajibkan untuk bisa menenun, atau dalam bahasa Sasak disebut nyesek. Kemahiran dalam menenun ini wajib karena dijadikan syarat pernikahan. Hasil tenunan khas Sukarare adalah Sarung Songket. Biasanya sarung tersebut digunakan pada saat upacara adat, seperti pesat besar atau begawe beleq. Tenun merupakan pekerjaan utama bagi penduduk perempuan desa tersebut selain bertani.


      Finissshhhh .... Alhamdulillah puas juga berlibur ke Pulau Lombok selama tiga hari. Selain dapat banyak pengalaman kita juga dapat banyak ilmu pengetahuan serta foto dengan background yang menakjubkan :D hihihihihi





                                                   Next Trip >>>>>>          <<<<<<<<<


2 komentar: